Tuesday, June 7, 2016

TIK TOK: MENGENAL DASAR RITME - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, June 2016)

"TIK TOK"
MENGENAL DASAR RITME
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, June 2016


RITME KEHIDUPAN
TIK TOK… TIK TOK…  Suara apakah itu? Betul sekali! Umumnya orang akan menjawab: JAM! Nah, tahukah Anda bahwa unsur tik tok ternyata mendominasi hidup kita? Sebut saja alarm jam, denyut nadi, detak jantung, langkah kaki, tepuk tangan, jadwal makan siang, bangun tidur, hingga jam tidur. Tik-tok tidak bukan dan tidak lain adalah: RITME.

Uniknya ritme bukan hanya ada dalam musik saja, lho! Pola ritme juga bisa ditemukan pada baju bermotif garis-garis, polka dot, bahkan batik. Pada cuaca, di negeri empat musim: ada musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Night and day, day and night (lho, kok kayak lagu?). Terjadi LAGI dan LAGI, dengan cara kerja yang sama.

Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang ritme, sebagai salah satu esensi musik yang penting selain melodi. Bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan, bahwa ritme lebih penting dari melodi. Ritme adalah musik itu sendiri. Walau demikian seringkali ritme menjadi hal yang abstrak bagi kita. Namun ritme merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Ritme muncul dalam berbagai bentuk dan memiliki POLA BERULANG (pattern). Pertanyaannya adalah: apakah hal yang teratur, rutin, dan berulang itu indah? Atau justru: “oh well, it's so predictable and boring!”?

MENGAPA KITA PERLU MEMPELAJARI RITME?
Ritme ada dalam diri kita. Mulai dari gen, bernafas, sampai detak jantung kita adalah sebuah ritme. Ia selalu ada dalam semua hal dan aspek kehidupan kita. Ketika kita mulai memahami pola ritme dunia, kita pun belajar memahami diri kita sendiri. 365 hari dalam setahun, 30 hari dalam sebulan, 7 hari dalam seminggu, 60 menit dalam sejam. Dimana posisi/peran kita dalam hierarki alam semesta, kehidupan sosial, fungsi kita dalam keluarga, hobi kita, kebiasaan kita, sarapan, tidur, makanan favorit kita, apa yang kita suka/tidak suka? Apapun yang membuat kita hidup dan tetap berdetak? Dengan mempelajari ritme, kita belajar mengenal diri kita dan lingkungan di sekitar kita. Siapa yang menyangka, bahwa ritme ternyata begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari kita?

“Our goals keep us going, but it's our dreams that make us tick.
So if you disconnect your goals from your dreams, 
don't be surprised if one morning you realize that your life is on autopilot.”
– Ray N. Kuili

Lalu apa bagusnya sih anak-anak belajar tentang ritme?
Ritme dan pengulangan mempunyai manfaat yang besar bagi anak-anak. Anak yang sehat tumbuh berkembang dan belajar melalui aktivitas/rutinitas yang berulang. Pengulangan ini akan menciptakan perasaan yang tenang, aman, nyaman, menenteramkan hati, sense of belonging, kestabilan, perasaan dicintai, dan sebuah PREDIKSI. Sesuatu yang mereka kenal, familiar, dan dapat dimengerti. Itulah mengapa mereka suka sekali dengan games dan bisa melakukannya lagi dan lagi dan lagi!

Bahkan menurut Infant Mental Health Conference (IMHAANZ) di Queenstown, ritme dan pengulangan merupakan terapi yang sangat dibutuhkan untuk mencapai kondisi yang stabil bagi batita yang mengalami trauma. Seperti bencana alam, kecelakaan, perceraian, dan kematian orang tua. Jadi hal yang rutin dan berulang itu ternyata tidak selalu boring ‘kan?  


PERAN RITME DALAM BELAJAR MUSIK
Bukan hanya seorang pemain bass dan drummer saja yang perlu belajar ritme. Pianis dan gitaris pun perlu belajar ritme yang baik. Peran ritme sangat penting dalam membangun LANDASAN/DASAR MUSIK yang baik, bak sebuah rel kereta api atau landasan pesawat terbang. Tanpa landasan yang baik, maka akan rawan terjadi kecelakaan. Nah, apa itu dasar musik yang baik? Dasar musik yang baik mencakup hal-hal, seperti: tempo yang stabil, pemahaman nilai, durasi, nama not, serta aplikasinya ke dalam praktik bermain instrumen musik.

Dasar ritme yang baik juga membantu dalam BERLATIH SECARA EFEKTIF dan mengembangkan MUSIKALITAS ANAK. Walau peran ritme penting, dalam praktiknya ritme hampir selalu dianak-tirikan. Banyak metode yang lebih mengutamakan teknik, latihan jari, dan tangga nada. Apalah artinya bermain tangga nada tanpa disertai tempo yang stabil? Pada bagian yang mudah tempo super cepat, pada bagian yang sulit tempo super lambat. Waktu latihan pun akan terbuang percuma! Dasar ritme yang baik juga merupakan ASET dan STANDAR KOMPETENSI MUSISI yang handal. Siapa coba yang mau jam session dengan drummer dan bassist yang temponya OUT alias keluar dari setelan? Dan jangan berkelit, bahwa itu adalah aliran anti-mainstream!


GEN MUSIK PADA BAYI
Manusia dilahirkan dan diciptakan dengan gen untuk bermusik. Artinya manusia dirancang sedemikian rupa, sehingga ia mempunyai kepekaan untuk mendengar, belajar merasakan pola ritme, dan keinginan menciptakan musik/bermusik. Kemampuan ini bahkan secara alami telah dikuasai oleh bayi. Sealami mereka berjalan dan berbicara. Seketika seorang balita mendengarkan musik, ia mulai menyusun pola ritme nya sendiri dan secara spontan bereaksi/meresponnya.

Manifestasinya berbeda-beda, mulai dari menggoyangkan tubuhnya, memantulkan tubuh kecilnya, tersenyum, bergumam, hingga berusaha mengimitasi bunyi yang ia dengar dengan memukul-mukulkan tangannya ke permukaan suatu benda. Ajaib dan luar biasa, bukan? Dan tebak musik apakah yang pertama kali ia dengar? Yup, suara ibunya! Music to their ears! Kepekaan dalam mengenali pola ritme ini merupakan salah satu faktor yang menentukan kecakapannya dalam penguasaan bahasa dan berkomunikasi. Semakin banyak pengalaman mereka dalam mengenali ritme, maka semakin cepat pula mereka berkembang dalam segala aspek kehidupan di masa yang akan datang.


APA ITU RITME?
Ritme/ritme berasal dari bahasa Yunani ‘rhythmos’ yang berarti sebuah aliran. Aliran waktu. Aliran dalam rona warna kehidupan. Ritme adalah esensi dari musik. Unsur yang paling penting dalam musik. Ritme adalah sebuah awal dan akhir. Anda bisa menggabungkannya dengan unsur/elemen musik lainnya. Tetapi tanpa ritme, tidak akan ada musik. Banyak hal yang terkait dengan ritme, salah satunya adalah menari dan jenis irama (style).  Untuk menguasai jenis irama (style,) jelas Anda perlu menguasai bahasa ritmenya terlebih dahulu.

Menjadi menarik di dalam musik, bagaimana ritme dapat menjadi sesuatu yang TERUKUR/DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN dalam sebuah waktu. Sebuah durasi, panjang-pendeknya nada, aksen, dan kecepatan. Uniknya walau unsur-unsur ritme sangat sistematis seperti matematika, ritme tetap bisa menjadi musik bagi pendengarnya.

ELEMEN-ELEMEN RITME
Setiap elemen ritme memiliki struktur yang berulang, saling berkaitan, berelasi, serta merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam sebuah lagu. Ritme bisa tetap eksis tanpa melodi. Tapi melodi tidak bisa hidup tanpa adanya ritme. Ibarat nasi goreng. Walaupun ada bahan-bahan yang lainnya seperti telur, ayam, dan mentega. Tidak akan ada yang namanya nasi goreng, kalau tidak ada komponen utamanya, yaitu: nasi! Berikut ini dibahas beberapa elemen ritme yang penting, a.l.:  


1. KETUKAN (BEAT)
Beat atau ketukan merupakan unsur musik yang matematis dan paling fundamental di dalam aktivitas yang berhubungan dengan ritme, dimana musik dapat diukur. Dalam musik, ketukan merupakan elemen utama yang membentuk pattern /pola ritme. Oleh sebab itu penting bagi murid untuk mempelajari apa arti ketukan melalui pengalaman bermusik secara real-time. Karena musik adalah olah rasa, bukan olah raga.

KONSEP DASAR DALAM MEMAHAMI KETUKAN

  • Musik bergerak dengan ketukan yang stabil dan teratur. Hal ini dapat dijelaskan dengan mengasosiasikan detak jantung atau detik pada jam.

  • Musik bergerak dalam nada (notes) dan juga kesunyian (pause/rest) dengan durasi (panjang-pendek) yang berbeda.

 
  • Setiap ketukan terdiri dari dua bagian yang terulang secara terus-menerus, yaitu: ketukan kuat dan ketukan lemah. Dimana terjadi energi yang membangun tension dan melepaskan tension (rileks). Proses ini dapat diasosiasikan seperti aktivitas BERNAFAS, dimana terjadi kegiatan menarik nafas (inhale) dan membuang nafas (exhale). Ketukan yang kuat disebut sebagai stress/accent (aksen). Posisi aksen dalam sebuah periode berulang akan menentukan jenis tanda ritme yang digunakan pada suatu lagu. 

  • Ketika terbentuk sebuah deretan ketukan kuat dan lemah dalam suatu periode, maka terjadilah meter. Pola meter yang muncul secara berkala dalam kombinasi dua, tiga, atau empat ketukan, disebut sebagai tanda birama (time signature). Berikut ini merupakan contoh meter 2/4, dimana grup ketukan terdiri dari dua bagian, yaitu: ketukan pertama selalu kuat (aksen) atau dapat juga disebut sebagai downbeat dan ketukan yang kedua selalu lemah atau dapat disebut sebagai upbeat. Downbeat biasanya ditandai dengan gerakan tangan kebawah, dimana energi dihempaskan () dan upbeat ditandai dengan gerakan tangan keatas, dimana tangan mulai mempersiapkan energi yang telah dilepaskan (). 


2. TEMPO
Tempo berasal dari bahasa Itali yang artinya time atau waktu. Tempo merupakan ukuran kecepatan (CEPAT/LAMBAT,) yang diukur dalam jumlah ketukan yang terjadi dalam satu menit (beats per minute/BPM). Umumnya sang komposer lagu akan menentukan kecepatan bermain yang AKURAT, STABIL dan TERATUR dengan menuliskan angka metronom (MM = Maelzel’s Metronome).


Penulisan tempo biasanya terletak pada bagian awal lagu, diatas baris pertama. Umumnya berlaku sampai akhir lagu, atau sampai terjadi perubahan instruksi pada garis paranada (staff). Mengapa tempo ditulis dalam Bahasa Itali? Karena Italia merupakan pusat kebudayaan dan peradaban dunia pada abad ke-17. Disana berkumpul komposer-komposer yang berpengaruh dalam kancah musik dunia. Komposer-komposer ini menggunakan istilah yang mendiskripsikan kecepatan sebuah lagu secara spesifik. Sejak saat itulah istilah dalam Bahasa Itali dipergunakan hingga kini.


METRONOME
Metronome (dari bahasa Yunani ‘metron’ = ukuran dan ‘nomos’ = teratur) merupakan alat pengukur ritme yang diciptakan oleh Johann Nepomuk Mälzel dari Jerman pada tahun 1816, dapat memproduksi pulse yang teratur (seperti denyut/detak) secara lisan, dan visual. Hal ini dapat diketahui dari berapa pendulum/pendel yang berdetak dalam satu menit.


Metronom merupakan alat bantu bagi setiap musisi dalam berlatih sejak awal abad ke-19 untuk menentukan kecepatan bermain secara akurat, dan mempertahankan kecepatan yang stabil dalam bermain musik. Ludwig van Beethoven adalah komposer pertama yang menggunakan tanda/simbol metronom yang spesifik dalam musiknya.


Jenis metronome yang paling umum, adalah metronome mekanik, yang menggunakan pendulum seperti pada jarum jam dengan pemberat yang bisa diatur ketinggiannya pada ujungnya. Semakin tinggi pemberatnya, maka semakin lambat pula temponya. Pendulum tsb. akan bergerak ke kiri-kanan, sementara mekanisme didalamnya akan memproduksi bunyi klik di setiap ketukannya.


MELATIH RITME
Berbagai cara dapat dilakukan untuk membantu murid dalam merasakan dan mendengarkan ritme pada saat bermusik. Mulai dari bertepuk tangan (clap,) menjentikkan jari (snap,) berjalan, berlari, menggoyangkan tubuhnya, sambil bernyanyi, mendengarkan musik, atau berhitung.


Guru juga dapat melakukan permainan ritme di dalam kelas dengan menggunakan alat perkusi dan Orff-instruments. Sedapat mungkin murid juga diajarkan untuk bermain dengan tempo yang sesuai dengan tuntutan lagu yang dimainkan. Sebaiknya guru musik juga sering menggunakan istilah/terminologi dalam Bahasa Itali dan menjelaskan artinya. Luangkanlah sedikit waktu untuk membahas konsep tempo dan perubahannya. Anda bisa menggunakan ilustrasi dan metronome sebagai alat bantu.

ORFF-INSTRUMENTS

Akhir kata, Timing is everything. Manusia tidak kuasa menahan laju waktu, atau mempercepat/memperlambatnya. Pada realitanya hidup adalah tentang menunggu. Menunggu sampai pada akhirnya Sang Pencipta memanggil. Menunggu sambil menangkap momen kehidupan, sehingga hidup menjadi lebih berarti dan layak untuk diperjuangkan.

“Yesterday is history.
Tomorrow is mystery.
Today is a gift. That’s why it’s called a PRESENT.”