Friday, February 5, 2016

MENELISIK PIANO REPERTOIRE - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, February 2016)

"MENELISIK PIANO REPERTOIRE"
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, February 2016


Di mata orang awam, seorang pianis yang hebat adalah yang bisa memainkan tuts piano dari oktaf yang paling rendah ke paling tinggi. Beberapa orang tua bahkan menuntut anaknya untuk bisa memainkan “Revolutionary Étude” dari Fredéric Chopin,“The Flight of the Bumblebee” dari Rimsky-Korsakov, atau “Hungarian Rhapsody No. 2” dari Franz Liszt.  

Mengapa karya-karya tsb merupakan karya yang banyak mendapatkan sorotan dalam dunia piano? Jawabannya yang jelas bukan karena karya tsb berkecepatan 400 km/h dan memungkinkan gerakan à la akrobat sirkus, sehingga membuat publik bertepuk tangan, minta tanda tangan dan selfie bareng. Lantas apa dong? Karena karya-karya tsb mempunyai tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam segi teknik dan musikalitas, yang dianggap sebagai standard kecakapan seorang pianis bertaraf advanced dan mumpuni. Itulah yang disebut sebagai piano repertoire (baca: piano repatoar).

Dunia piano memiliki repertoire yang paling banyak, luas, dan kompleks dibandingkan dengan repertoire pada instrumen musik lainnya. Nah lho, jika Anda adalah newbie (baca: pemula,) pencinta Musik Klasik, praktisi musik, atau orang tua yang mempunyai anak yang belajar piano, darimana sebaiknya Anda memulai? Jangan khawatir! Artikel kali ini akan membahas asal usul terbentuknya piano repertoire, kategorinya, dan tingkat kesulitannya.  



DEFINISI PIANO REPERTOIRE
Sebelum kita membahas mengenai piano repertoire, ada baiknya kita tahu definisi kata repertoire. Repertoire (baca: /ˈrɛpəˌtwɑr/ or /ˈrɛpəˌtwaː/) berasal dari bahasa Perancis “répertoire” atau bahasa Latin “repertorium”, yang berarti sebuah list, kumpulan, atau satu set karya, yang berupa: drama, opera, komposisi musik yang diperankan atau ditampilkan seseorang atau sebuah grup. Karya yang ditampilkan ini mengusung konsep pertunjukkan yang umumnya sering ditampilkan dan diterima sebagai standarisasi baku dalam dunia seni pertunjukkan (teater, balet, dan musik).

Piano repertoire merupakan kumpulan karya musik dari seseorang atau grup yang dimainkan pada instrumen piano. Piano repertoire ini telah ada sejak instrumen piano (pianoforte) diciptakan pada abad ke-18 oleh Bartolomeo Cristofori (Italia). Seperti yang telah disebutkan diatas, piano mempunyai repertoire yang sangat luas dan banyak dibandingkan dengan instrumen lain. Mengapa? Karena piano hampir selalu memegang peranan utama dalam Musik Barat – mulai dari Musik Klasik, Pop-Rock, hingga Jazz. Selain itu range piano yang luas dan kemampuan beradaptasi yang luwes, memungkinan piano untuk berkolaborasi dengan hampir semua instrumen yang ada. Oleh karena itulah piano dijuluki sebagai “The King of (Music) Instrument”.

Luas dan dalamnya piano repertoire ini tentunya membuat para pianis harus menerima kenyataan, bahwa seorang pianis tidak mungkin memainkan semua repertoire yang ada dalam satu kurun waktu – walau seluruh hidup mereka didedikasikan untuk itu. Apalagi kalau mereka ingin mendalami musik hingga ke tingkat mastery. Umumnya piano repertoire terbagi menjadi dua genre utama, yaitu: Klasik dan Jazz. Pada artikel kali ini hanya akan dibahas piano repertoire untuk genre Klasik.


KATEGORI PIANO REPERTOIRE
Piano repertoire pada genre Musik Klasik terbagi lagi menjadi beberapa kategori, sbb:


1. LITERATURE STUDY
Literature study merupakan materi fundamental dengan instruksi bermain piano step-by-step, sebagai acuan dasar (basic) dalam bermain piano yang baik dan benar. Materinya mencakup piano school sebagai metode awal pengajaran bagi pemula, latihan jari seperti tangganada, dan juga étude.


A. PIANO SCHOOL/PIANO METHOD
Piano school dibedakan sesuai dengan kebutuhan dan umur murid, misalnya anak usia pra-sekolah atau orang dewasa. Setiap negara dan sekolah musik mempunyai ciri khas dan pendekatan belajar yang berbeda-beda. Contoh: John Thompson, Alfred’s Basic Piano Library: Lesson, Piano Adventures, Leila Fletcher, Suzuki Piano Method, Russian Piano Method, dsb.


B. TECHNIQUE EXERCISE
Buku yang diperuntukkan untuk melatih teknik bermain piano. Beberapa komposer seperti Carl Czerny membuat latihan-latihan jari untuk kebutuhan mengajar bagi para muridnya. Latihan jari ini mencakup tangganada di berbagai kunci, arpeggio, dan berguna untuk melatih kekuatan otot jari, fleksibilitas jari, serta kecepatan dan ketepatan nada dalam bermain piano. Buku latihan teknik ini bagi sebagian orang sudah tidak digunakan lagi, karena dianggap sangat membosankan dan orthodoks. Namun seiring dengan kemajuan pendidikan musik, buku latihan jari pada abad ke-21 biasanya dikombinasikan oleh piano school pada buku yang terpisah dari “Lesson Book,” yaitu “Technique & Artistry”.


C. ÉTUDE
Étude yang berasal dari Bahasa Perancis, merupakan sebuah studi komposisi musik instrumental yang menitikberatkan pada keterampilan jari (virtuoso) seorang pianis. Tradisi ini muncul pada awal abad ke-19, ketika piano menjadi instrumen yang paling populer di Eropa. Piano tidak lagi berstatus sebagai musik pengiring belaka. Étude membuat latihan jari biasa yang membosankan menjadi luar biasa musikal. Sosok pianis bisa menjadi ikon solist, mengadakan konser tunggal, dan unjuk gigi menampilkan kecepatan jari-jarinya bak F1 dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi. Saat itu Franz Liszt ibarat Elvis Presley, seorang rock star yang menggemparkan dunia dan konsernya dinanti-nanti oleh para fans nya, terutama wanita dari kaum elite. Sejak saat itulah étude dianggap penting dalam menunjukkan kemampuan seorang pianis (solist) dan menjadi menu latihan para pianis profesional hingga saat ini. Contoh: Chopin Etude Op. 10 & Op. 25, Franz Liszt’s Transcendental Étude.


2. PERFORMANCE LITERATURE
Umumnya performance literature merupakan kumpulan karya musik dari seorang komposer, maupun beberapa komposer yang tergabung dalam sebuah era/zaman yang sama. Performance literature ini diklasifikasikan lagi berdasarkan tingkat kesulitan, banyaknya pemain, format permainan, dan zaman (Baroque, Classical, Romantic, Contemporary).



FORMAT
NAMA LAIN
KETERANGAN
A.
PIANO SOLO
1 piano, 2 hands
1 piano, 1 orang
B.
PIANO DUET
1 piano, 4 hands
1 piano, 2 orang
2 piano, 4 hands
2 piano, 2 orang
C.
PIANO ENSEMBLES
1 piano, 6 hands
1 piano, 3 orang
1 piano, 8 hands
1 piano, 4 orang
D.
CHAMBER MUSIC (Musik Kamar)
PIANO DUO
1 piano + 1 instrument
PIANO TRIO
piano, violin, cello
PIANO QUARTET
piano + string trio (violin, viola, cello)
PIANO QUINTET
piano + string quartet (violin 1, violin 2, viola, cello)
E.
PIANO CONCERTO
piano + orchestra


3. SECONDARY LITERATURE
Pada mulanya secondary literature berfungsi sebagai buku pendamping sebuah metode piano, berisi materi tambahan, referensi, maupun lampiran; yang sifatnya melengkapi materi utama dalam mempelajari piano.

Misalnya: performance book, flash cards, sejarah musik, analisa musik, pengetahuan dasar instrumen musik, dan metode mengajar piano (music pedagogy). Namun dalam perkembangannya, secondary literature mengalami arus modernisasi yang sangat besar di abad ke-21, terutama pada bidang musik pendidikan. Sehingga secondary literature mempunyai literatur yang sangat luas dan menjadi alternatif materi belajar piano yang menyenangkan – khususnya bagi murid yang ingin memainkan musik piano diluar genre Musik Klasik dan event khusus (special occassion). Misalnya: Christmas, Halloween, Thanksgiving, sacred music/hymn, ragtime, favorite tunes all the time, folksongs, nursery songs, love songs – mulai dari genre Jazz, Pop, hingga Rock.  


TINGKAT KESULITAN
Umumnya karya piano solo mempunyai tiga tingkat kesulitan utama (levels of difficulty,) yakni:
1. PEMULA (elementary/easy)
2. MAHIR (intermediate/medium)
3. LANJUT (advanced/difficult)

Setiap tingkat kesulitan mempunyai beberapa bagian lagi, misalnya: early elementary – elementary - late elementary. Sehingga terbentuklah 8 hingga 9 level. Level ini berfungsi sebagai PANDUAN dan PARAMETER bagi para pendidik musik dalam menentukan tingkat kesulitan lagu yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya – mulai dari anak usia dini yang baru pertama kali belajar piano, hingga calon mahasiswa yang hendak mempersiapkan dirinya untuk studi musik di konservatori.

Tingkat kesulitan ini bukan hanya ditentukan berdasarkan kecepatan lagu saja (cepat/lambat), atau panjang/pendeknya lagu. Namun tingkat kesulitan ditentukan berdasarkan banyak aspek, seperti: kompleks/tidaknya komposisi lagu secara ritmik (misalnya: triplet, polyrhythmic,) struktur lagu, tuntutan teknik bermain yang melibatkan membaca notasi balok (misalnya: key signature, chords, accidentals,) koordinasi antara motorik jari yang virtuoso, produksi tone color yang ekpresif, pemahaman teori musik dan harmoni (karakter lagu,) hingga telinga yang musikal.


STANDAR TINGKAT KESULITAN PIANO REPERTOIRE
Banyak anggapan bahwa tingkat kesulitan piano repertoire tsb sifatnya subyektif, karena seni merupakan sesuatu yang sangat sulit dinilai. Walau demikian tingkat kesulitan sebuah piano repertoire tetap mempunyai suatu STANDARD yang terstruktur dan berlaku secara internasional, terutama di kalangan akademisi. Standard ini umumnya ditentukan oleh sebuah organisasi musik profesional yang dianggap representatif, memiliki reputasi internasional, yang sudah berdiri selama ratusan tahun, dan mendedikasikan dirinya demi pendidikan musik. Misalnya: Music Teachers National Association (MTNA) di Amerika Serikat dan Verband deutscher Musikschulen (VdM) di Jerman.

Dalam perkembangannya beberapa penerbit buku, seperti: Alfred Publishing juga mencantumkan level/tingkat kesulitan piano repertoire, beserta perbandingan standar setiap level dengan Exam Board di Inggris pada buku musik yang diterbitkan.


Darimana kita bisa mengetahui tingkat kemampuan seseorang, apabila orang tsb belum pernah mendapatkan pelatihan/kelas piano yang terstruktur? Nah, untuk itulah dibutuhkan guru piano yang profesional dan sebuah “introduction lesson” sebelum memulai kelas piano. (Baca “Awal Mengajar Murid Pemula” – Staccato, edisi September 2013)

APA MENU PIANO REPERTOIRE YANG COCOK UNTUK ANDA?
Sebuah kelas piano yang terstruktur akan memiliki satu set menu piano repertoire yang lengkap – mulai dari latihan teknik, etude, performance repertoire, dan secondary literature. Ibarat menu makanan – mulai dari hidangan pembuka, menu utama, hingga makanan penutup. Tentunya dengan kapasitas umur dan kebutuhan murid ybs. Anak berumur lima tahun tentunya tidak mungkin disuguhi escargot, steak 200 gr medium rare, dan wine, bukan?


Oleh karena itu adalah krusial untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang, sebelum seorang guru piano memberikan lagu yang akan dimainkan oleh murid. Apakah lagu itu sesuai atau tidak? Jangan sampai lagu menjadi terlalu mudah (boring) atau terlalu sulit sampai tidak mungkin dimainkan (*tepok jidat)! Tentunya Anda tidak mau disuguhi bubur tanpa rasa, kalau Anda bisa menyantap nasi goreng kambing yang lezat, bukan? Apapun piano repertoire Anda, pastikan Anda tidak terjebak hanya pada satu lagu saja selama beberapa periode (stagnant). Usahakan agar menu piano repertoire Anda cukup bervariasi, terstruktur, dan menghasilkan kemajuan yang signifikan bagi diri Anda. Happy practicing!