Sunday, December 2, 2018

Liputan Konser Jelia's Piano Studio di JDC: "Memupuk Hasrat Bermusik di Era Digital" (Staccato, December 2018)

“MEMUPUK HASRAT BERMUSIK
DI ERA DIGITAL”
LIPUTAN THE 16th PIANO RECITAL JELIA’S PIANO STUDIO
(Staccato, December 2018)

Photo by: Wira Kemala Teng

Di era digital seperti sekarang ini, banyak orang menjadi gagap beradaptasi dengan semua yang terdigitalisasi. Tak terkecuali dalam ranah musik. Dalam keadaan semacam itu, penyelenggaraan resital dan/atau konser menjadi sesuatu yang tetap layak diapresiasi dan diberi nilai lebih. Karena setidaknya, publik diasup oleh sajian musik yang nyata, yang bukan maya. Itulah yang dilakukan JELIA’S PIANO STUDIO dengan direksi JELIA MEGAWATI HERU, M.Mus.Edu. Minggu, 18 November 2018, di JAKARTA DESIGN CENTRE (JDC), Kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta.

STACCATO, December 2018

 

Resital kali ini adalah yang ke-16 kalinya. Ada dua Baby Grand Piano di panggung. Uniknya, kedua piano tidak di-setting seperti resital Piano Duo konvensional. Jelia memakai setting untuk dua baby grand piano sebagaimana sebuah masterclass piano. Nampaknya setting semacam ini sudah melekatkan kesan bahwa ini adalah sebuah EDUCATIONAL RECITAL atau konser/resital bernuansa pendidikan.



Dalam sambutannya, Jelia mengatakan bahwa sengaja memilih venue yang semi formal. Agar siswa baru dan berusia di bawah tujuh tahun tidak mengalami stage paranoia, dan siswa advanced tetap mendapat staging figuration yang layak. Ada banyak repertoire yang tersaji, mulai dari Klasik, Pop, Rock, sampai Jazz. Dan tak seperti beberapa konser sebelumnya, resital ke-16 ini dibagi menjadi dua sesi.

Saturday, December 1, 2018

HOLIDAY MUSIC IDEAS: "Ide Musik Inspiratif Selama Liburan" - by: Jelia M. Heru (Staccato, December 2018)

“HOLIDAY MUSIC IDEAS”
IDE MUSIK INSPIRATIF SELAMA LIBURAN
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, December 2018)



Tanpa terasa sudah akhir tahun lagi. Siapa sih yang nggak butuh liburan? Semua orang membutuhkan break; dari rutinitas, tekanan, dan stress. Yay! Liburan memang menyenangkan. Namun apakah pada saat liburan, bermain piano nya juga ikutan libur? Walau sedang liburan, konsep liburan tanpa bermain piano sebetulnya tidak ideal. 

Mungkin berlatih piano di musim liburan tidaklah sama dengan berlatih sewaktu anak bersekolah. Bentuknya bisa saja berbeda. Namun musik seharusnya tetap menjadi hal yang disukai oleh murid, sesuatu yang familiar, dan menyenangkan. Sehingga tidak ada drama tujuh babak, atau kata “HARUS”, “WAJIB”, atau “TERPAKSA”. Begitu juga dengan penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu MALAS! Andai ada vaksin untuk virus MALAS, pasti vaksin ini akan laku keras.



Sangat disayangkan jika di titik persimpangan momentum yang krusial untuk maju, justru murid beralih kearah yang berlawanan – tidak jarang ke titik nol, atau bahkan minus. Semua investasi waktu selama ini menjadi sia-sia. Sebetulnya ini adalah masalah bagi orang tua dan guru. Di momen seperti ini biasanya guru akan kehilangan muridnya dan kemungkinan besar tidak akan melanjutkan pendidikan musiknya lagi.

Boro-boro memainkan satu lagu, disentuh saja pianonya tidak, sampai berdebu. Jadi bagaimana memotivasi anak agar tetap bisa mempraktekkan musik selama musim liburan? Apa yang bisa dilakukan oleh orang tua dan guru? Simak tips-tips nya pada artikel kali ini!

Friday, November 2, 2018

Piano Recital at JDC - Sunday, 18 November 2018 (5-7 PM)

Dear Sir/Madam,
We cordially invite you to:

PIANO RECITAL
at Jakarta Design Center (JDC)


Directed by:

VENUE
JAKARTA DESIGN CENTER (JDC)
Flamboyan Room, 6th Floor
Jln. Gatot Subroto Kav. 53
Slipi, Jakarta - 10260

SUNDAY, 18 NOVEMBER 2018
1st Session: 4.00 - 5.30 PM
2nd Session: 6.00 - 7.00 PM

Thursday, November 1, 2018

YIRUMA: "FROM S(E)OUL WITH LOVE" - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, November 2018)

YIRUMA:
“FROM S(E)OUL WITH LOVE”
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, November 2018



"I’ll just put it as a song, I sing with the piano, 
it’s a song without words or lyrics. But I love to sing with the piano. 
Let me tell you my story without words." 
– Yiruma

SIAPA ITU YIRUMA?
Siapa sih yang nggak tahu “River Flows in You”? Komposernya itulah yang namanya Yiruma. Lee Ru-ma (Korea: 이루마) atau lebih dikenal dengan nama panggungnya Yiruma (Korea: 이루마; baca: Iruma) adalah seorang pianis dan komposer asal Korea Selatan. Lahir 15 Februari 1978. Arti nama "Yiruma" sendiri dalam Bahasa Korea berarti "I shall achieve""River Flows in You" dan "Kiss the Rain" merupakan salah satu lagu yang paling populer dari Yiruma. 

Yiruma telah menciptakan soundtrack untuk musikal, film, dan drama. Ia juga merupakan seorang DJ Radio di KBS 1FM <Music from All Around the World> dan MC untuk MBC <Wednesday Art Stage> pada tahun 2010. Pada tahun 2006, ia menciptakan tema utama untuk drama KBS populer, Spring Waltz dan "Fairy Tale" untuk Secret Garden, drama super hit pada tahun 2011.


LATAR BELAKANG YIRUMA
Dia mulai bermain piano pada usia lima tahun di Korea Selatan dan pindah ke London ketika dia berusia 10 tahun, pada tahun 1988, untuk mendapatkan pendidikan musik di Purcell School of Music. Pada saat itu ia memiliki kewarganegaraan ganda, Korea Selatan dan Inggris, hingga tahun 2006. Namun dia menyerahkan kewarganegaraan Inggrisnya untuk mengikuti wajib militer di Angkatan Laut Korea Selatan.

Monday, October 1, 2018

I LOVE CHOPIN - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, October 2018)

“I LOVE CHOPIN”
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, October 2018)


“Bach is an astronomer, discovering the most marvelous stars.
Beethoven challenges the universe. 
I only try to express the soul and the heart of man.” 
― Frédéric Chopin

RENDEZVOUS WITH CHOPIN
Para pianis cilik yang telah mencapai grade 5 atau grade 6 (late intermediate), cepat atau lambat pasti akan mendengar nama Frédéric Chopin dalam menu wajib repertoar mereka. Mungkin mereka pernah ‘bertemu’ Chopin dalam sebuah konser, dari youtube, atau dari sebuah lantunan melodi CD lagu yang dimainkan oleh orang tua mereka di malam hari sebelum tidur. Bisa juga dari soundtrack film “The Pianist”atau “The Secret”. Bisa juga dari materi ujian piano atau guru piano yang mengajarkan cara pelafalan nama Chopin yang benar dalam kelas sejarah musik.

THE PIANIST (2002)

Nah, bicara tentang Musik Chopin pasti tidak terlepas dari PIANO. Terbersit perpaduan kelincahan jari jemari yang super cepat, dibalut lantunan melodi yang melankolis nan puitis dan ekpresif, yang dapat membuat orang menitikkan air mata dan bikin orang baperLebay? Maybe yes, maybe no. Sisi romantisme Musik Klasik pada abad ke-19 memang tidak pernah terlepas dari tema tentang CINTA dan KEINDAHAN. “Apalah artinya cinta, kalau hanya di bibir saja?” Begitulah lirik lagu “Semua Bisa Bilang” dari Margie Segers.


Saturday, September 1, 2018

PIANO ÉTUDE - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, September 2018)

“PIANO ÉTUDE”
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, September 2018)



Familiar dengan nama Czerny, Burgmüller, dan Hanon? Nama-nama ini kerap kali identik dengan menu latihan jari yang monoton dan membosankan di kalangan siswa muda tahun kedua yang sedang mempelajari piano. Mengapa? Karena banyaknya pengulangan yang harus dilakukan. Latihan jari ini seperti menu makanan pembuka dalam latihan harian seorang pianis. Meskipun ada nilai dalam étude, untuk mendapatkan teknik jari independen, pendidik dan pianis harus lebih taktis dan cerdik dalam berlatih. Supaya tidak terjebak dalam rezim pengulangan ‘maraton jari’.



KENAPA SIH PERLU PIANO ÉTUDE?
Seperti yang kita ketahui, memainkan piano bukan hanya sekedar memencet tombol lift atau iPhone. Jadi latihan tangganada (scale) dan arpeggio biasa tidaklah cukup. Memainkan 88 tuts piano dengan sepuluh jari bisa menjadi sangat menantang – baik secara fisik, teknis, maupun artistik. Dibutuhkan keterampilan fisik (motorik halus), seperti: koordinasi, kekuatan, stamina, dan kemampuan intelektual yang tinggi. 

Seorang pianis yang baik akan dinilai, berdasarkan kecakapannya dalam menguasai teknik bermain yang tinggi dan memahami faktor estetika sebuah komposisi musik. Tantangan artistik ini biasanya mengacu kepada tantangan interpretatif. Sedangkan teknik bermain piano bervariasi, mulai dari velocity (kecepatan), dexterity (ketangkasan), accuracy (ketepatan), double grip (interval 3rd, 4th, 5th, 6th, 8ve), legato vs staccato, hingga memainkan ornaments (trill, mordent, turn) pada tempo yang cepat.

Wednesday, August 1, 2018

3 HARDEST PIANO ETUDES - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, August 2018)

“3 HARDEST PIANO ÉTUDES”
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, August 2018)



TANTANGAN BERMAIN PIANO
Memainkan 88 tuts piano dengan sepuluh jari bisa menjadi sangat menantang – baik secara fisik, teknis, maupun artistik. Mempelajari piano membutuhkan berbagai keterampilan fisik (motorik halus), seperti: koordinasi, kekuatan, stamina bak pelari marathon, jari-jari seperti baja bak seorang atlet, dan kemampuan intelektual yang tinggi. Ibarat kombinasi Serena Williams dan Steve Jobs pada piano. Untuk itu dibutuhkan ketekunan, waktu, kesabaran, metode, materi latihan yang efektif dan efisien. Seorang pianis yang baik akan dinilai, berdasarkan kecakapannya dalam menguasai teknik bermain yang tinggi dan memahami faktor estetika sebuah komposisi musik.

Untuk menjawab tantangan teknis dan artistik ini, maka para komposer dan praktisi pendidikan musik menyumbangkan berbagai pemikiran dan konsep pendekatan sistem pedagogis yang terbaik dan komprehensif. Mulai dari latihan jari pada tahun-tahun pertama studi piano, seperti tangganada (scale), hingga buku studi yang secara mandiri membahas tantangan teknis tertentu dalam repertoar Musik Klasik (misalnya: ketangkasan jari, kecepatan, interval 3rd/6th/8ve, akor, arpeggio, dll). 


PENGANTAR ÉTUDE
Istilah "étude" (berasal dari Bahasa Perancis yang artinya: “BELAJAR”) telah digunakan sejak abad ke-19 untuk menggambarkan komposisi musik instrumental yang terfokus pada pelatihan dan menyempurnakan aspek tertentu dalam teknik bermain seorang musisi. Pada abad ke-19 piano mencapai puncak popularitasnya dan memasuki era zaman keemasan sebuah virtuositas. 

Bicara mengenai piano étude, tidak terlepas dari Frédéric Chopin sebagai salah satu pelopor terbentuknya seni étude yang revolusioner – dimana atletik dan estetika berpadu dengan sempurna. Bagi seorang Chopin muda, praktik dan studi piano stereotype yang ada pada masa itu, tidaklah cukup baik untuk menaklukkan tuntutan teknis, karakter, dan musikalitas sebuah komposisi lagu. Oleh karena itu Chopin menciptakan étude miliknya sendiri. Pada 24 Oktober 1829, Chopin menulis kepada Titus Woyciechowski“I have composed a grand study in my own manner.”

Sunday, July 1, 2018

3 ADORABLE PIANO DUETS - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, July 2018)

“3 ADORABLE PIANO DUETS”
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, July 2018)



Bermain piano tidak selalu merupakan aktivitas individual (solo) dan membosankan. Bermain duet piano, atau "piano empat tangan", adalah cara yang menyenangkan untuk berbagi kecintaan Anda terhadap musik – pada piano khususnya. Ada suatu magnet dan pesona yang ajaib, dan menggairahkan tentang komposisi piano empat tangan. Karena awalnya komposisi ini hanya dikenal dalam bentuk potongan-potongan kecil. 

Komposisi duet piano ini juga sering dilihat tidak lebih dari sebuah aksi belaka saja, daripada ekspresi kreatif atau eksplorasi teknis dalam dunia piano. Artikel kali ini merupakan penghormatan (tribute) pada bentuk duet piano yang nostalgic, menyenangkan, unik, dan ya pokoknya benar-benar menggemaskan!

Wednesday, June 6, 2018

Liputan Piano Recital at Conclave: "Saat Musik Menyatu dengan Ruang Kerja" (May 2018)

LIPUTAN RESITAL PIANO
THE 15th JELIA’S PIANO STUDIO ANNUAL STUDENT RECITAL:
“SAAT MUSIK MENYATU DENGAN RUANG KERJA”


Memilih recital venue atau tempat resital, merupakan bagian tak terpisahkan dari sebuah pagelaran. Terlebih lagi jika pagelaran tersebut sarat dengan muatan edukasi musik. Itulah yang dilkukan seorang JELIA MEGAWATI HERU, M. Mus. Edu, Alumnus Jerman, dalam menggelar resital dan/atau konser bagi para siswanya. 



Tercatat tidak kurang dari 15 Resital telah digelar untuk para siswanya. Dan, setiap Resital senantiasa diadakan dalam berbagai tipe dan nuansa. Jelia’s Piano Studio kerap menggelar resital di pusat kebudayaan asing, seperti: ISTITUTO ITALIANO, ERASMUS HUIS, RUSSIAN CENTER FOR SCIENCE AND CULTURE, AT AMERICA, bahkan kerjasama budaya dengan TAMAN ISMAIL MARZUKI.


Student Recital kali ini berlangsung pada 13 Mei 2018, hari Minggu, jam 3 sampai 5 sore, bertempat di CONCLAVE, Jalan Wijaya No 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam sambutannya, Jelia mengatakan bahwa pemilihan venue resital yang beragam tipe dan nuansa memang dimaksudkan agar para siswa mendapat berbagai macam pengalaman estetis selama mengikuti kelas piano. 

Friday, June 1, 2018

AIR MATA DI KELAS PIANO - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, June 2018)

AIR MATA DI KELAS PIANO
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, June 2018)


ATAS NAMA CINTA
“Tears in piano lesson” bukanlah karena kelilipan iritasi mata kena asap rokok atau karena sedih patah hati seperti lagu “Smoke Gets in Your Eyes”. Dan jelas juga bukan “air mata buaya”. Linangan air mata ini bisa terjadi, karena luapan emosi anak, ketika ia merasa terpaksa harus bermain piano. Terutama ketika pertanyaan ini dilontarkan: kenapa kamu belajar piano? Lalu dijawab dengan “Karena disuruh mama.” dengan nada terpaksa.

Observasilah dan tanyakanlah kepada diri Anda, apakah anak Anda merasa percaya diri dan merasa bahagia dengan kelas piano nya? Atau anak selalu merasa depresi, minder, merasa bersalah, putus asa, panik, ketakutan, trauma, atau menyiratkan kebencian, jika menyangkut hal yang beraroma piano?



OBSESI ORANG TUA
Sudah jelas, bahwa setiap orang tua menginginkan hal yang TER-baik dan keberhasilan bagi anak kesayangannya – pendidikan musik yang TER-baik, guru piano TER-baik, kualitas piano TER-baik, nilai TER-baik, pokoknya NUMERO UNO! Mayoritas orang tua Asia masih menggunakan metode “Reward and Punishment”. Demi mencapai tujuannya, sayangnya beberapa orang rela menempuh hal-hal diluar batas kelaziman – yang mengarah kepada kekerasan fisik dan pelecehan mental (penghinaan atau kata-kata makian yang sifatnya mempermalukan) dengan mengatasnamakan CINTA. “You’ll thank me later!” ujar seorang tiger mom.

Tuesday, May 1, 2018

5 LAGU PIANO YANG MENARIK BAGI PEMULA - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, May 2018)

5 LAGU PIANO YANG MENARIK 
BAGI PEMULA
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, May 2018


BELAJAR PIANO ITU…
Sebagian orang tua berpendapat, bahwa guru piano sebaiknya tidak mengatakan bahwa belajar piano itu SULIT. Sebagai seorang guru piano, kita tidak akan membohongi diri, bahwa bermain piano itu MUDAH. Faktanya belajar dan bermain piano itu membutuhkan jangka waktu yang tidak sebentar, kerja keras, latihan, waktu, kesempatan, dukungan dari orang tua – baik secara moral, maupun finansial.

Tidak semua anak sanggup melewati kelas pianonya yang memiliki tuntutan latihan, ujian, dan tingkat kesulitan yang tinggi. Mayoritas murid yang merasa materi pelajarannya sulit, rentan akan perasaan putus asa dan tergoda untuk berhenti dari kelas pianonya. Itulah mengapa banyak anak yang berbondong-bondong mendaftar ke sekolah musik untuk memulai kelas piano nya pada usia belia dan “putus sekolah” dalam hitungan bulan.


MATERI YANG MENARIK
Percaya atau tidak, terkadang kelas piano akan menjadi lebih efektif, jika murid memperoleh rasa percaya diri dan perasaan bahagia dalam bermain piano. HOW? Dengan menggunakan MATERI YANG MENARIK. Materi yang menarik dapat memotivasi dan menginspirasi para siswa piano. Dengan adanya materi yang menarik bukan mustahil kelas piano berubah dari sulit dan boring menjadi menyenangkan dan kreatif.

Materi yang menarik ini merupakan lagu yang KEREN atau COOL menurut pandangan anak dan teman-temannya atau lagu yang sedang booming/terkenal dari potongan soundtrack film. Lagu – lagu ini juga sebetulnya mudah untuk dimainkan, namun terdengar kompleks dan sulit saat dimainkan. Lagu-lagu ini juga dapat menjadi show stopper dan highlight dari sebuah konser. Anak laki-laki khususnya sangat menyukai potongan lagu dengan pola dan ritmik berulang yang menghentak (accented) dan ear catching (catchy tunes), seperti: Boogie Woogie, Pink Panther dan Mission Impossible.

Saturday, April 7, 2018

NUKILAN EPOS PRESTASI - ABRSM 17th HSC, 2017 Result, Jakarta

"NUKILAN EPOS PRESTASI"
ABRSM 17th HIGH SCORERS' CONCERT
JAKARTA, 2017 RESULT


Menjadi HIGH SCORER, atau peraih NILAI TERTINGGI (Distinction), merupakan dambaan hampir setiap orang, di semua bidang. Banyak malahan orang yang menggunakan *cara-cara yang kurang terpuji* hanya untuk mendapatkan predikat NILAI TERTINGGI. Tentu, tak terkecuali, ranah musik pun demikian adanya. Dapat dikatakan, HIGH SCORER adalah dambaan sekaligus puncak prestasi. Dan tentu, bukan hal yang gampang. Jalan menuju High Scorer, dalam musik, adalah sebuah epos prestasi panjang. Nukilannya adalah saat pemusiknya meraih prestasi tersebut dan dengan penuh bangga mempersembahkan epos prestasinya kepada khalayak dalam sebuah KONSER HIGH SCORER.



ASSOCIATED BOARD OF THE ROYAL SCHOOL OF MUSIC, disingkat ABRSM, adalah sebuah institusi yang paling bergengsi dalam ranah musik. Institusi ini berpusat di London, Inggris dan diakui, direferensikan bahkan dipergunakan di seluruh dunia. Sebagai institusi yang sedemikian prestisius, ABRSM tentu menaruh peduli pada prestasi kandidat nya. Termasuk tentunya sebuah penghargaan luar biasa berbentuk HIGH SCORERS' CONCERT.


Itulah fenomena yang terselenggara pada 25 Maret 2018, di ARYADUTA JAKARTA. ABRSM HIGH SCORERS' CONCERT FOR 2017 EXAM RESULT. Semua kandidat, dalam semua subyek instrumen, dihargai, dijunjung tinggi, dalam event prestisius, untuk membagikan rasa estetisnya kepada khalayak. Dan, JELIA’S PIANO STUDIO, merupakan salah satu yang terbaik saat itu. Dibawah pimpinan JELIA MEGAWATI HERU, M.Mus.Edu, Music Educator alumnus Jerman, Jelia's Piano Studio, menerima penghargaan luar biasa dengan terpilihnya DUA SISWA untuk ajang bergensi tersebut.

Sunday, April 1, 2018

MENGAJAR PIANO POP - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, April 2018)

“MENGAJAR PIANO POP”
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, April 2018)



Mengajar anak remaja mungkin adalah salah satu hal yang paling sulit dan menantang yang akan dihadapi oleh setiap guru dan orang tua. Apalagi jika mereka adalah seorang pemula. Pasalnya Musik Klasik tidak lagi relevan untuk mereka. Musik Klasik mungkin bisa dianggap sebagai Musik “primitif” pengantar lagu tidur (alias “boring”) bagi mereka. Dimana pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan di kelas piano menguap setiap minggunya.

Pertanyaannya, sudah optimal kah kelas piano anak? Dengan panjangnya antrian anak remaja/dewasa yang ingin mempelajari instrumen piano dan berkurangnya jumlah murid remaja di kelas piano, mungkin sudah saatnya Anda “melirik” Musik Pop dan menambahkan metode pengajaran Piano Pop ke dalam kurikulum studio musik Anda?


Perlu digarisbawahi, saya tidak mengatakan bahwa Musik Klasik itu boring atau menyarankan untuk berbondong-bondong pindah haluan dari Musik Klasik ke Musik Pop. Yang saya tekankan disini adalah supaya Anda mulai membuka mata Anda lebar-lebar dan terbuka terhadap ide mengajar alternatif yang terpadu dan lebih modern.

Thursday, March 1, 2018

Tantangan Menghadapi Orang Tua Yang Sulit - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, March 2018)

TANTANGAN MENGHADAPI 
ORANG TUA YANG SULIT
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, March 2018)



“Be kind; everyone you meet is fighting a hard battle.”
Plato

Dalam dunia nyata, hidup tidak selalu berarti pelangi, unicorn, dan happy ending. Itu hanya terjadi di fairy tale saja. Nobody is perfect all the time.  Setiap orang mempunyai masalah dalam hidupnya. Entah karena trauma masa lalu, krisis keuangan, proses perceraian, keadaan keluarga yang tidak stabil, kematian, hubungan yang rusak, stress, anak di-bully di sekolahnya, sakit, atau PHK – pick one! Kita tidak pernah tahu pertempuran apa yang sedang dihadapi seseorang.


Dalam profesi sebagai guru musik, Anda akan berhadapan dengan berbagai karakter orang tua murid. Dan tidak semua orang tua murid itu selalu baik dan ramah. Cepat atau lambat suatu saat nanti Anda mungkin bisa mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, misalnya seperti: memberikan komentar negatif dengan nada tinggi. Nah, hal apa saja yang dapat membuat Anda “naik pitam” dan bagaimana sebaiknya Anda menyikapinya?

Thursday, February 1, 2018

TIPE ORANG TUA MURID DALAM PELAJARAN MUSIK - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, February 2018)


TIPE ORANG TUA MURID
DALAM PELAJARAN MUSIK
by: Jelia Megawati Heru
(Staccato, February 2018)



Dukungan orang tua memegang peranan yang amat penting dalam kemajuan dan perkembangan pelajaran musik anak. Dalam mendidik anak, saya percaya setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk sang buah hati. Saya tahu mendidik anak sangatlah rumit dan kompleks. Namun ketika saatnya tiba, orang tua diharapkan untuk mengetahui hal yang dibutuhkan dan perlu dilakukan. Mulai dari menerapkan disiplin, mendorong anak untuk berlatih secara teratur, menghargai orang lain, mengatur jadwal kursus dan latihan, serta membayar tepat waktu.

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai tipe orang tua murid yang umum dalam pelajaran musik. Mungkin Anda bisa memilih guru yang cocok untuk anak Anda, namun Anda tidak bisa memilih orang tua. Artikel kali ini mungkin akan memberikan sudut pandang yang berbeda dalam memahami dan menyikapi tipe orang tua murid dengan karakter dan sikon yang menantang. Karena walau semuanya terkesan aman dan terkendali, bukan berarti Anda tidak akan memiliki masalah serius dengan orang tua di kemudian hari.

NOTE:
Perlu dicatat, bahwa tipe orang tua murid ini tidak dapat digeneralisasi, tidak baku, dan tidak bertujuan untuk mengkritik atau menghakimi orang tua. Kategori ini dibuat berdasarkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh orang tua dan diharapkan dapat memberikan gambaran/referensi karakter orang tua yang ada secara umum.


1. TIGER PARENTS
“TOUGH LOVE”, mungkin istilah itu dapat menggambarkan seorang tiger parents, yang dikenal sangat disiplin ala militer. Anak harus menjadi yang terbaik. Anak akan berlatih musik, seperti layaknya atlet olimpiade. Tiada hari tanpa latihan. Akan ada konsekuensi, berupa reward & punishment, apabila hasilnya baik/buruk. Biasanya orang tua akan berusaha merekam semua sesi kelas musik anak, mempunyai tuntutan yang sangat tinggi, sangat kompetitif, dan suka membanding-bandingkan.

Tuesday, January 2, 2018

URTEXT: MENELISIK EDISI BUKU MUSIK - by: Jelia Megawati Heru (Staccato, January 2018)


“URTEXT"
MENELISIK EDISI BUKU MUSIK
by: Jelia Megawati Heru
Staccato, January 2018


Tidak seperti musik kekinian, dimana setiap orang bisa membuat versi piano cover atau vocal cover nya sendiri dan mengunggahnya di youtube. Kebebasan performer Musik Klasik untuk menghidupkan musik kembali, mempunyai batasannya sendiri. 

Pada era Classical, niat dan usaha komposer dalam menulis sebuah komposisi sangat dijunjung tinggi dan sebuah komposisi dari maestro Musik Klasik diperlakukan seperti warisan budaya yang agung dalam Musik Klasik. Oleh karena itu dibutuhkan partitur musik yang mendukung, agar musik yang dimainkan otentik, pas sesuai dengan porsi, dan pesan “sponsor”.

Ada banyak partitur dan edisi buku musik yang beredar di pasaran. Sebut saja mulai dari edisi Schirmer, Henle Verlag, Wiener Urtext, Peters Edition, Dover, dan masih banyak lagi. Mengapa ada begitu banyak edisi? Apa perbedaan suatu edisi dengan edisi yang lainnya? Edisi manakah yang cocok untuk kebutuhan musisi profesional dan guru musik? Simak selengkapnya dalam artikel kali ini!


VARIASI EDISI MUSIK
Ada banyak versi partitur musik (music sheet/score) dari berbagai penerbit. Setiap variasi edisi disajikan untuk tujuan dan kebutuhan khusus. Misalnya partitur musik dengan penambahan fitur cara memainkan melodi dengan teknik tertentu, tanda dinamika, artikulasi, tempo yang presisi, akan sangat memudahkan proses belajar pemain dalam berlatih.